Cari Blog Ini

Rabu, 29 Juni 2011

KULIAH PAGI SESI 2


PENGAKUAN (LEGITIMASI)

Met pagi...
Pelukis diharapkan dapat pengakuan: Minimal ada 2 pengakuan.
1. Pengakuan dari kalangan para pelukis/ seniman itu sendiri yang terkait dengan;
- Corak/ gaya/ style lukisan (realis, ekspresionis, suarealis dll).
- Bahan yang dikgunakan ( kain kavvas, cat minyak, cat air, kolase, mix media dll ).
- Teknik yang di gunakan ( kwas, palet, di toreh/ gores/ kerok dll ).
- Warna-warna yang dominan bayak digunakan ( monocrom, dingin, panas, gelap, hitam, putih dll ).
- Obyek ( Bangunan, binatang, manusia, potret, model, pemandangan, pohon, kendaraan, dll )
- Ukuran/ format karya. ( Kecil, besar, bulat, segi tiga, 3 dimensi, 2 dimensi dll ).
- Tema-tema karya ( Pemandangan, manusia, bangunan, pasar, kritik sosial, humanisme, dll ).
1 a. Yang dimaksud pengakuan dari kalangan komunitas para perupa yang ke 1 ini sebagai contoh adalah; pelukis Affandi dengan teknik plototan (cat langsung dari tube), banyak melukis tema; potret diri, matahari, warna, warna yang dominan; merah, oranye kuning dan warna gelap. ukurannya standar sepanjang rentangan dalang ( 1,50m).
1 b. Basuki Abdulah dengan corak Naturalisnya, obyek pemandangan dan manusia. Fablo Picasso dengan Kubismenya, Salvador dali dengan Surealisnya dll.
http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/70682_100000142083073_94140_q.jpg
04:38
1 c. Pengakuan ini dalam kegiatan pameran selalu menampikan salah satu atau dua tiga poin dari yang saya tulis diatas... bisa; coraknya, tema, ukurannya, obyek....pernah dengar nama Klowor kucing dari Yogya (pemenang lomba UOB ? bulan ini di Jakarta) Agus Bebek dari Semarang...dua pelukis itu banyak melukis dengan obyek bitang tersebut, Agus kamal karena tekniknya di kerok, sehingga karyanya punya karakteristik dan dapat pengakuan dan sebutan tertentu dari komunitasnya.
Terlepas dari tu semua...
~ Mencoba mencarai, mendukumentasi foto-foto, majalah, katalog dari pelukis tertentu sebagai bahan acuan, dapat dilihat dari coraka/ gaya atau teknik dll.
~ Hal tersebut untuk lebih fokus dalam berkarya, tidak loncat-loncat corak, tema, warna dll ( bukan berarti tidak boleh buat lukisan foto, model atau pemandangan ).
Sementara ini dulu sudah jam 4.35 subuh...29-juni 2011....



OLEH Bpk Mahyar Suryaman

Senin, 27 Juni 2011

KULIAH PAGI


PELUKIS DAN SENIMAN

Pelukis itu punya 3 latar belakang;
 1. Otodidak punya hoby, kegemaran, bakat melukis dan hidupnya sebagian atau sepenuhnya untuk melukis ya itu Pelukis.
2. Mereka yang mengenyam pendidikan baik Sekolah atau perguruan tinggi tetapi dia DO alias tidak selesai kemudian kesehariannya seperti diatas (otodidak) ya dia bisa di katagorikan Pelukis juga. 
3. Mereka yang sarjana lukis perguruan tinggi seni atau sekolah seni...tetap melukis ya itu juga Pelukis.....
TETAPI....
Untuk mendapat predikat Seniman dapat melalui beberpa tahapan yang harus di lalui atau dikuasai ;
1. Punya sikap dalam berkesenian
2. Produktif dan kreatif dalam berkarya.
3. punya gaya/ style/ corak yang khas ( ne bisa )
4. Menguasai keteknisan ( Cat air atau cat minyak dll)
Selanjutnya...
1. Aktif mengikuti kegiatan pameran, bursa atau sejenisnya.
2. Secara aktif mengikuti sarasehan seni rupa yang diadakan.
3. Membaca buku, literatur, buletin tentang seni rupa, khusus seni lukis.
4. Sempatkan melihat pameran yang diselenggarakan.
5. Punya koleksi foto-foto, katalog, buku dll mengenai karya-karya pelukis dlm dan luar negri.
5. Hapal nama, corak, teknis dll para pelukis dalam dan luar negeri.
7. Mengetahui  sikap, konsep, dasar penciptaan/ pemikiran, ide/ gagasan, para pelukis.
Selanjutnya...
1. Mulai menentukan sikap dalam berkarya secara keteknikan (bahan, tema, obyek, corak, ukuran dll)
2. Mulai dikenal dikalangan perupa dengan karya atau aktifitas diatas tersebut.
3. Mulai diminta diundang dalam acara- acara ber kesenian.
4. Mulai diminta sambutan, pembicara, juri dll.
5. Mulai dikenal para kolektor, gallery, art shop, masyarakat sekitar dll.
Selanjutnya....
Minimal apa yang bisa dan sanggup, kerjakan disesuaikan dengan kapasitas dan pasilitas yang dimiliki.
Apa yang saya tulis ini sebagai acuan saja, dan sebagai motifasi untuk kedepan.
Semoga bisa bermanfaat dan mulai dari sekarang jangan ditunda lagi.
Selamat berkarya...selamat ber explorasi...




Kuliah pagi dari Bpk Mahyar Suryaman.
Senin ,  27 juni  2011  pukul  05.45

Selasa, 07 Juni 2011

SEJARAH SENI LUKIS


Sejarah umum seni lukis
Zaman prasejarah
   Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
                       
Seni lukis zaman klasik
      Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

Seni lukis zaman pertengahan
      Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

Seni lukis zaman Renaissance
     Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:


Art nouveau
      Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.